Kemenkes Fokus Eliminasi TBC, Penurunan Stunting serta Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi pada 2019!

MENJADI persoalan sekarang ketika dunia semakin canggih akan teknologi, tapi kualitas kesehatan manusianya masih belum mencapai titik baik. Indonesia sendiri masih banyak menyimpan manusia dengan kualitas kesehatan buruk dan tidak bisa dipungkiri, mereka belum bisa mendapatkan akses kesehatan tersebut.

Pemerintah pusat terus berupaya untuk menciptakan kesejahteraan hidup manusia secara menyeluruh. Hidup yang sehat tentunya menjadi impian semua manusia dan untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya banyak pihak yang harus membantu.

Nah, bicara mengenai kesehatan menyeluruh, Indonesia pada awal Januari 2019 akan mencanangkan Universal Health Coverage (UHC). UHC ini sendiri merupakan kondisi di mana setiap orang dapat menerima kebutuhan dasarnya berupa layanan kesehatan. Mulai dari upaya promotif, preventif, dan kuratif, serta rehabilitatif.

Tentunya dengan tercapainya konsep besar tersebut, status kesehatan masyarakat Indonesia bisa mencapai titik lebih baik tanpa adanya kekhawatiran kesulitan finansial dalam mengaksesnya. Dalam mewujudkan mimpi ini, tidak bisa kemudian Anda mengandalkan 100% pada pemerintah pusat. Anda sendiri juga bisa menjadi penentu mimpi besar ini dengan menjalani hidup yang lebih sehat.

Lebih lanjut lagi, dalam UHC ini, Pemerintah pusat dala hal ini Kementerian Kesehatan RI lebih berfokus pada 3 hal. Pertama adalah eliminasi TBC yang mana sampai sekarang angkanya masih tinggi. Kedua adalah penurunan stunting, dan yang terakhir adalah peningkatan cakupan dan mutu imunisasi.

"Pemilihan tiga topik prioritas ini dilatarbelakangi berbagai persoalan kesehatan terutama mempertimbangkan potensi kasus jika tidak diantisipasi guna menghindari terjadinya risiko peningkatan atau penyebaran ke tempat lain," ungkap Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek, saat memberikan sambutan di Rakerkesnas 2018 di ICE BSD, Tangerang, Selasa (6/3/2018).

Perlu diketahui juga bahwa upaya menciptakan UHC yang berkualitas ini juga tentunya tidak terlepas dari tantangan. Bukan sekadar melihat angka cakupan kepesertaan jaminan kesehatan nasional (JKN) melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang terus mengalami peningkatan, tetapi ada hal lain yang bisa saja menghambat tercapainya tujuan ini.

Untuk informasi, akhir 2014 tercatat sudah ada 133,4 juta peserta JKN dan angka ini terus meningkat sampai 1 Februari 2018 sudah mencapai 192.029.645 jiwa. Angka ini pastinya akan terus meningkat dan dengan begitu cangkupan pemenuhan hak hidup sehat setiap warga negara bisa terpenuhi.

"Peningkatan angka ini tentu perlu diimbangi dengan kecukupan jumlah dan distribusi fasilitas pelayanan kesehatan baik di tingkat primer maupun rujukan. Karena itu, penguatan fasyankes menjadi salah satu komitmen utama untuk mejaga kualitas pelayanan kesehatan masyarakat," tambah Menkes.

Sementara itu, mesti diperhatikan juga masalah demografi. Sebab, belasan tahun mendatang diprediksi jumlah penduduk usia produktif menjadi sangat besar. Ini menjadi kesempatan emas untuk memperbaiki statsu kesehatan masyarakat.

Lebih lanjut, utamanya adalah memperispkan generasi masa depan yang akan lahir agar status kesehatan mereka baik dan tumbuh kembangnya bisa terpantau dengan baik. Yang terpenting, mereka terbebas dari masalah penyakit infeksi yang membahayakan atau mengancam nyawa.

https://lifestyle.okezone.com/